Selasa, 26 Maret 2013


SKOLIOSIS

1.      PENGERTIAN
Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang dapat terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang). Skolisis merupakan penyakit tulang belakang yang menjadi bengkok ke samping kiri atau kanan sehingga wujudnya merupakan bengkok benjolan yang dapat dilihat dengan jelas dari arah belakang. Penyakit ini juga sulit untuk dikenali kecuali setelah penderita meningkat menjadi dewasa (Mion, Rosmawati, 2007).
Skoliosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang dimana terjadi pembengkokan tulang belakang ke arah samping kiri atau kanan. Kelainan skolios sini sepintas terlihat sangat sederhana. Namun apabila diamati lebih jauh sesungguhnya terjadi perubahan yang luar biasa pada tulang belakang akibat perubahan bentuk tulang belakang secara tiga dimensi, yaitu perubahan sturktur penyokong tulang belakang seperti jaringan lunak sekitarnya dan struktur lainnya (Rahayussalim, 2007).  Skoliosis ini biasanya membentuk kurva “C” atau kurva “S”.
Menurut Dr. Hermansyah dalam ScoliosisScoliosis adalah “kurvatura abnormal dari tulang belakang. Dimana terlihat tulang belakang bengkok ke sisi kiri atau kanan (kurvatura lateral) lebih dari 10 pada foto X-Ray berdiri disertai rotasi dari vertebra”. Menurut Lina Rehulina Terbarzana, Scoliosis adalah “kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang dapat terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang)”.
Skoliosis adalah struktur tulang belakang yang tidak sesuai dengan pola yang normal dimana poros tengah agak sedikit menyimpang, sehingga beban tubuh lebih berat ke sisi yang terangkat ( dr. August, www.scoi.com/scoilio.htm )
Scoliosis merupakan kelainan pada bentuk tulang belakang dengan kelengkungan atau bengkok yang mengarah ke arah samping kiri dan atau kanan, membentuk seperti huruf C (sebagai kurva primer saja ) atau S ( sebagai 2 kurva, kurva primer dan diikuti dengan kurva sekunder sebagai kompensasi ) dengan ukuran derajat tertentu. Scoliosis adalah kelainan yang kompleks dengan karakteristik adanya lekukan kurva dan rotasi vertebra atau tulang belakang.
Scoliosis ini bisa terjadi pada siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan, dan terjadi pada anak. Kelainan ini tergolong unik karena terbentuk pada masa pertumbuhan tanpa menyebabkan rasa sakit pada penderitanya, sehingga sulit untuk diketahui secara dini. Untuk mengenalinya adalah dengan cara mengamati pada bentuk fisik penderitannya. ( Dr. Hermansyah, Scoliosis ).

2. PENYEBAB SCOLIOSIS
a. Kelainan fisik
Ketidak seimbangan pertumbuhan tulang dan otot yang yang mengakibatkan kecendrungan untuk terjadinya suatu Scoliosis. Antara lain, Ketidak seimbangan otot sekitar tulang belakang yang mengakibatkan distrosi spinal atau perbedaan otot pada saat pertumbuhan. Selain itu dapat disebabkan pula oleh gangguan pada tulang kaki, pinggul atau tulang belakang. Tapi, beberapa orang yang bahunya miring belum tentu karena Scoliosis, melainkan sekadar kebiasaan saja.
  
b. Gangguan pada kelenjar Endokrin
Ketidakseimbangan pada hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, seperti pituitary dan adrenal sebagai pendorong pertumbuhan otot dan tulang. Defisiensi melatonin diajukan sebgai penyebab scoliosis. Sekresi melatonin pada malam hari menyebabkan penurunan progresivitas scoliosis dibandingkan dengan pasien tanpa progresivitas.  Hormon  pertumbuhan juga diduga mempunyai peranan pada perkembangan skoliosis. Kecepatan progresivitas skoliosis pada umumnya dilaporkan pada pasien dengan growth hormone.

c.  Faktor Keturunan
Kelainan Scoliosis dapat ditimbulkan oleh gen, artinya bahwa seorang anak dari penderita Scoliosis memiliki kemungkinan mengidap Scoliosis

d. Masalah pada Saraf
Masalah pada saraf juga dapat menyebabkan timbulnya Scoliosis. Misalnya, karena pembentukan urat saraf tulang belakang yang tidak normal dan terdapat benjolan di sepanjang perjalanan saraf.

e. Faktor Bawaan
Bentuk tulang belakang yang tidak normal atau bisa juga merupakan bentuk yang didapat, misalnya karena patah atau bergesernya tulang belakang.

f. Kebiasaan atau sikap tubuh yang buruk
Kesalahan dalam posisi duduk atau pun dalam posisi tidur secara terus menerus akan menyebabkan deformasi pada tulang belakang, terutama pada periode pertumbuhan. Faktor ini pula yang dapat menyebabkan bertambahnya ukuran kurva pada penderita Scoliosis. Seseorang yang berjalan miring demi mencegah rasa sakit sebagai akibat kelumpuhan atau luka karena kecelakaan, juga dapat menyebabkan Scoliosis. Faktor kebiasaan atau kesalahan dalam suatu posisi, seperti posisi duduk maupun posisi tidur adalah faktor pembentukan Scoliosis pada seorang anak, karena kebiasaan seperti itu seringkali tidak disadari

gAbnormalitas Jaringan
Beberapa teori diajukan sebagai komponen struktural pada komponen tulang belakang (otot, tulang, ligamentum dan atau discus) sebagai penyebab skoliosis. Beberapa teori didasari atas observasi pada kondisi seperti syndrome Marfan (gangguan fibrillin),  duchenne muscular dystrophy (gangguan otot) dan dysplasia fibrosa pada tulang.


3. CIRI-CIRI SKOLIOSIS
Secara umum, tanda-tanda Scoliosis yang bisa diperhatikan pada penderitanya yaitu:
        
             
Gambar

-    Tulang bahu yang berbeda, dimana salah satu bahu akan kelihatan lebih tinggi dari bahu yang satunya (Elevated Shoulder)
-    Tulang belikat yang menonjol, sebagai akibat dari terdorongnya otot oleh kurva primer Scoliosis (Prominent Scapula)
-    Lengkungan tulang belakang yang nyata, yang dapat terlihat secara jelas dari arah samping penderita (Spinal Curve)
-    Tulang panggul yang terlihat miring, sebagai penyesuaian dari kuva Scoliosis (Uneven Waist)
-    Perbedaan ruang antara lengan dan tubuh (Asymmetrical Arm to Flank Distances)


4. FAKTOR RESIKO
Sampai saat ini berbagai hasil penelitian pun masih simpang siur. Meski demikian, para ahli sependapat bahwa ada faktor-faktor yang membuat seseorang memiliki risikolebih besar terkena skoliosis daripada orang lain. Berbagai faktor tersebut antara lain:
 Jenis kelamin.
Dari banyak kasus, kaum Hawa lebih banyak terserang skoliosis daripada kaum Adam. Selain itu, derajat lengkungan pada wanita biasanya lebih parah dibandingkan pada kaum pria. Alasan mengapa hal ini terjadi masih belum diketahui dengan pasti
 Usia.
Penyakit skoliosis ini lebih banyak menyerang remaja perempuan karena berhubungan dengan faktor genetik. Laki–laki dengan prosentase sekitar 40–60persen ( Ketut, 2006). Senada dengan hal tersebut, penyakit ini banyak diketemukan dalam usia remaja dimana saat remaja terjadi percepatan daripertumbuhan Biasanya penyakit ini dirasakan pada umur sekitar 10 tahun sampai umur pertumbuhan tulang berhenti ( Soetjiningsih, 2004).
 Derajat lengkung tulang.
Semakin besar derajatnya, semakin besar kemungkinan bertambah parah dan susah untuk ditangani
 Lokasi.
Lekukan yang terjadi pada tulang punggung bagian bawah lebih kecil kemungkinan bertambah parah, dibandingkan dengan lekukan pada tulang punggung bagian atas.
 Gangguan tulang punggung bawaan.
Anak yang lahir dengan skoliosis (skoliosis kongenital) sangat berpeluang untuk bertambah parah keadaannya.
  kelainan saraf, keturunan, dan penyakit infeksi


5. DAMPAK SKOLIOSIS
Pada tingkat ukuran kurva yang masih ringan di bawah 200Scoliosis tidak akan menimbulkan masalah, keluhan yang muncul adalah rasa pegal, Untuk kurva 20 – 40 derajat, penderita akan mengalami penurunan daya tahan dalam posisi duduk atau berdiri berlama-lama. Pada tingkat ukuran kurva antara 10-40 derajat, terapi pengobatan dalam artian pencegahan dilakukan dengan menggunakan alat bantu penyangga, namun bila lengkungan ke samping itu terlalu parah, yaitu ukuran kurva di atas 400 akan menyebabkan kelainan bentuk tulang belakang yang cukup berat, keluhan akan semakin berat seiring dengan berjalannya pertumbuhan tulang. Makin besar tulang belakang melengkung menyebabkan gangguan pertumbuhan pada tulang rusuk maupun tulang belakang. Ketidaklurusan tulang belakang ini akhirnya akan menyebabkan nyeri persendian di daerah tulang belakang pada usia dewasa dan kelainan bentuk dada, hal  tersebut mengakibatkan :
-    Penurunan kapasitas paru, pernafasan yang tertekan, penurunan level oksigen akibat penekanan rongga tulang rusuk pada sisi yang cekung.
-    Pada Scoliosis dengan kurva kalateral atau arah lengkungan ke kiri, jantung akan bergeser kearah bawah dan ini akan dapat mengakibatkan obstruksi intrapulmonal atau menimbulkan pembesaran jantung kanan, sehingga fungsi jantung akan terganggu (Dr. Hermansyah dalam Scoliosis).

Di bawah ini adalah efek Scoliosis terhadap paru dan jantung menurut Dr. Hermansyah dalam Scoliosis.
·      Efek Mild Scoliosis (kurang dari 20o tidak begitu serius, tidak memerlukan tindakan dan hanya dilakukan monitoring)
·      Efek Moderate Scoliosis (antara 25 – 40), tidaklah begitu jelas , namun suatu study terlihat tidak ada gangguan, namun baru ada keluhan kalau dilakukan exercise.
·      Efek  Severe Scoliosis (> 400 ) dapat menimbulkan penekanan pada paru, pernafasan yang tertekan, dan penurunan level oksigen, dimana kapasitas paru dapat berkurang sampai 80%. Pada keadaan ini juga dapat terjadi gangguan terhadap fungsi jantung.
·      Efek  Very Severe Scoliosis (Over 1000 ). Pada keadaan ini dapat terjadi trauma pada pada paru dan jantung, osteopenia and osteoporosis .


6. CARA MENGHINDARI TERJADINYA SKOLIOSIS
a.       Melakukan duduk dengan posisi yang benar
Posisi duduk yang benar adalah, posisi tubuh dalam keadaan tegak, sehingga pada saat pertumbuhan, tulang dapat tumbuh secara baik mengarah ke atas, dengan begitu beban tubuh akan disangga oleh ruas tulang belakang secara keseluruhan, tidak hanya pada titik atau ruas tulang tertentu yang dapat menyebabkan terjadinya Scoliosis.
b.      Posisi tidur yang benar  
Posisi tidur yang benar adalah adanya kesejajaran atau lurus dari mulai tulang leher sampai kaki, mengingat pada saat tidur tulang belakang akan meregang karena beban tubuh tidak lagi di tahan oleh tulang belakang sepenuhnya.
c.       Olahraga yang dilakukan dan yang dihindari
Olahraga renang adalah olahraga yang paling baik dalam proses pertumbuhan tulang belakang karena dengan melakukan olahraga ini akan mengencangkan otot-otot penyangga tulang belakang, sehingga dapat menjaga kelurusan tulang belakang. Sebaliknya melakukan olahraga yang banyak mengandalkan kekuatan satu tangan, seperti bulu tangkis atau tennis akan menyebabkan ketidak seimbangan otot, sehingga dapat memperbesar kemungkinan terjadinya Scoliosis.
d.      Tidak Membawa beban yang terlalu berat
Salah satu fungsi tulang belakang adalah memikul beban tubuh, sehingga adanya beban yang terlalu berat akan menyebabkan pertumbuhan tulang belakang menjadi tidak sempurna ( ke atas ), cenderung lebih kearah samping.



DAFTAR PUSTAKA

Mutaqqin, Arif. 2005. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Trauma Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: EGC
Brenda, Suzanne.  2002.  Keperawatan Medikal Bedah vol 3. Jakarta: EGC
Lauerman WC, Regan M. Spine. In : Miller, editor. Review of Orthopaedics. 2nd ed. Philadelphia : W.B. Saunders, 1996 : 270-91
Lauerman WC, Regan M. Spine. In : Miller, editor. Review of Orthopaedics.

Kamis, 21 Maret 2013

profil group1







Nama : Cynthia Putri S
NIM : 101.0017
Prodi : S1 3A


Nama : Henny Enarotalis
NIM : 101.0049
Prodi : S1 3A


Nama : Rifan Henry P
NIM : 101.0093
Prodi : S1 3A


Nama : Shanty Dyah P
NIM : 101.0105
Prodi : S1 3A


Nama : Vita Aristiarini
NIM : 101.0113
Prodi : S1 3A